Selasa, 05 April 2011

Isi Full Dengan Nominal Pas

Pernahkah anda melakukan pengisian bahan bakar kendaraan anda si SPBU sampai batas penuh tanki bahan bakar kendaraan anda?

Ataukah anda lebih suka membeli bahan bakar berdasarkan jumlah uang pembelian? Tentunya anda harus terbiasa atau bisa memperhitungkan dan menjamin volume bahan bakar yang anda beli tidak akan melebihi kapasitas tanki bahan bakar anda setelah ditambahkan dengan sisa bahan bakar didalam tangki.

Pilihan kedua tentu lebih aman, apalagi bila kita terbiasa dengan pengisian rutin, misalnya ketika jarum penunjuk bahan bakar yang tersedia di tanki kendaraan hampir mencapai 1/4 saja, maka dengan mengisi sekitar 1/2 kapasitas tanki bahan bakar akan cukup untuk pemakaian beberapa ratus kilometer ke depan dan tidak akan luber setelahnya, kita tinggal mengkonversinya ke angka rupiah, membulatkannya ke puluhan ribu atau ribuan terdekat, dan mintakan petugas SPBU mengisi bahan bakar sejumlah uang yang sudah kita hitung tadi.

Namun tidak semua orang bisa dan biasa seperti demikian, terlebih pemakai kendaraan bermotor roda 2 yang kapasitas tanki bahan bakarnya hanya berkisar pada umumnya 4 – 8 liter saja. Jadi membulatkan ke puluhan ribu menjadi nonsense dan membulatkan ke ribuan menjadi percuma.

Begitu pula dengan pengendara kendaraan roda 4, bila tidak terbiasa mengisi rutin, maka akan lebih mudah bila tinggal menyebutkan “isi penuh ya mBak”.. dan bersiap siap dengan tagihan yang tidak bulat tersebut.

Nah bagaimana kalau sudah begitu?

Di dalam contoh struk pembelian disamping, tertera angka Rp. 307.671,–. Pada umumnya, bila kita mengasongkan uang cash sebesar Rp 350.000,– maka besar kemungkinan kita akan mendapatkan kembalian sebesar Rp 42.000,– walau tidak tertutup kemungkinan, kita menerima kembalian sebesar Rp 42.500,–.

Namun bagaimanapun, transaksi tersebut belum bersih, walau pada umumnya kita sudah TST, bahwa kekurangan yang cuma Rp 329,– secara otomatis menjadi TIP buat petugas SPBU, atau sebaliknya kita yang mendapat Bonus bensin seharga Rp 171,–

Secara pribadi, saya mersa kita masih perlu meng-akad kan secara lisan transaksi yang tidak tercatat tersebut, walau cuman Rp 329,– supaya lebih lega, toh cuma Rp 329,–

Tapi tunggu dulu, Rp 329,– itu dari 1 orang pelanggan, padahal sebuah SPBU yang ramai, kadang melayani sampai lebih dari 600 pelanggan per hari, yang terdiri dari kendaraan roda 2 dan roda 4. Katakanlah 1 dari 3 pelanggan menghendaki pengisian penuh, maka akan ada 200 X Rp 329,– = Rp 65.800,– yang terkumpul hari itu. Itu baru dari 1 SPBU per hari, bila di kawasan sekitaran Cikarang Baru ada 10 SPBU yang buka tiap hari selama 1 bulan maka jumlah yang terkumpul menjadi Rp 65.800,– X 10 X 30 = Rp 19.740.000,– per bulan ! wow … angka yang fantastis.
Beberapa bulan lalu, saya mendengar ada informasi, bahwasanya bila kita membeli bahan bakar dengan cara mengisi penuh tanki kendaraan, kita masih bisa menghindarkan angka pecahan ratusan, puluhan dan satuan rupiah tersebut, sehingga pembayaran dan kembalian dapat dilakukan dengan PAS tanpa kelebihan atau kekurangan Rp 1,– pun.

Beberapa minggu lalu, saat kendaraan saya yang kapasitas tankinya cuman 45 liter sudah hampir kehabisan bahan bakar, saya coba mempraktekan khabar ini di sebuah SPBU yang relative lebih sepi dari SPBU di Kawasan Industri Jababeka, supaya saya bisa ‘wawancara’ dengan petugasnya. Dan ternyata khabar yang saya terima tersebut BENAR adanya.

Coba lihat bukti pembelian bahan bakar di samping kanan ini dan bandingkan dengan bukti pembelian sebelumnya di atas.

Saya behasil mengisi penuh tanki bahan bakar dengan jumlah volume senilai angka ribuan terdekat.

Walau pada transaksi tersebut saya membayar dengan kartu kredit (dan ternyata di tempat tersebut tidak mengenakan surcharge pada transaksi kartu kredit), namun bila pun saya membayar menggunakan uang cash, tentu saya dapat membayar dengan PAS, tanpa ada kelebihan atau kekurangan pembayaran sedikitpun.

Bagaimana cara melakukannya? Berikut hasil penelusuran dan wawancara saya dengan petugas SPBU tersebut (untuk yang belum mengetahui).

Menurut petugas tersebut, pembelian sedemikian mungkin sekali bisa dilakukan, namun petugas tersebut membatasi informasinya hanya pada mesin dispenser bahan bakar bermerek TATSUNO seperti yang dioperasikan di SPBU tersebut. Menurut petugas SPBU tersebut, semua dispenser keluaran terbaru dari merek tersebut dapat melakukan pengisian dengan cara PAS itu. Namun demikian tidak menutup kemungkinan merek dispenser lain pun dapat melakukannya.

Bagaimana caranya? tentunya gampang sekali, tinggal bilang “mas, isi full tank, dan bulatin ya!” …selesai, dan kita nggak perlu ribet dengan angka pecahan puluhan satuan rupiah.

Namun bagaimana dispenser tersebut melakukannya? Gambar di samping adalah panel depan dispenser bahan bakar merek TATSUNO, photo ini di ambil pada kali pengisian yang berbeda.

Pada saat kita mengisi penuh bahan bakar, dan petugas SPBU mendapati tanki kita hampir penuh, maka petugas akan menekan tombol bergambar uang (lihat gambar), bila pada saat tersebut display rupiah tertagih menunjukan 3 angka terakhir kurang dari 500, maka dispenser akan berhenti mengisi pada angka kelipatan ribuan berikutnya, dan bila angka displaynya lebih dari 500 maka dispenser akan berhenti mengisi pada angka kelipatan ribuan setelah ribuan berikutnya. Misalnya display menunjukan rupiah 257.220,– maka dispenser akan berhenti pada anggak rupiah 258.000.–. Namun bila saat itu display menunjukan 257.630,– maka dispenser akan berhenti pada angka rupiah 259.000,–

Bila ternyata tanki masih bisa diisi lebih banyak lagi, maka petugas akan menekan tombol C (clear) untuk menghilangkan settingan dan melanjutkan pengisian, yang kemudian proses pembulatan bisa dilakukan lagi.

Begitulah, sebagian dari kita mungkin sudah tahu, namun saya pikir tentu ada juga orang-orang seperti saya yang baru-baru ini saja mengetahui hal ini bisa dilakukan.

Selamat mencoba, Selamat mengisi bahan bakar, bayar dengan PAS, dan bebas-legakan diri anda dari perasaaan mengganjal yang walaupun sangat kecil nilainya tapi tentu tetap dirasa kurang sreg.



sumber : cikarang blogger community

Tidak ada komentar:

Posting Komentar