Jumat, 02 Juli 2010

Jenderal Perang AS di Afghanistan Terancam Dipecat

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mempertimbangkan untuk memecat jenderal yang memimpin perang AS di Afghanistan.
Rencana ini dilakukan setelah jenderal tersebut dianggap melontarkan penilaian keliru terhadap pemerintah, sehingga menimbulkan ketegangan antara pihak militer dan sipil AS.

Presiden Obama langsung memanggil pulang Jenderal Stanley McChrystal untuk menjelaskan komentar yang dia keluarkan mengenai Obama sendiri dan beberapa pejabat tinggi lainnya.
Sebelumnya jenderal bintang empat tersebut menyatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stone, yang dianggap menyinggung Obama secara tidak langsung.

Dalam artikel tersebut McChyrstal memang tidak secara langsung mengkritik Obama, tetapi dirinya menggambarkan betapa menyakitkannya, saat Presiden Obama hendak menentukan keputusan menambah pasukan AS di Afghanistan awal tahun ini. Menurutnya Presiden ke-44 AS tersebut menyebabkan dirinya masuk dalam posisi sulit. Demikian diberitakan Associated Press, Rabu (23/6/2010).

McChrystal bahkan mengaku jika dirinya merasa dikhianati oleh Duta Besar AS untuk Afghanistan Karl Eikenberry. Dubes Eikenberry yang dikenal dekat pihak Gedung Putih, dianggap melontarkan isu jika Presiden Afghanistan Hamid Karzai tidak cukup pantas memimpin Afghanistan.
Menurut McChrystal, isu itu dikeluarkan untuk melindungi dirinya sendiri jika usaha AS di Afghanistan berakhir dengan kegagalan.Di saat wawancara itu berlangsung, Jenderal McChrystal juga melontarkan lelucon jika dirinya tidak mengenal nama Wakil Presiden AS Joe Biden.
Usai mencuatnya kontroversi ini, McChyrstal langsung meminta maaf kepada publik AS hari Selasa 22 Juni kemarin. Ia menyesal menggunakan istilah penilaian keliru dari pemerintah yang kemudian juga digunakan kembali oleh Presiden Obama.
Menurut keterangan beberapa sumber pihak militer AS, Jenderal McChrystal bahkan sudah menyiapkan surat pengunduran dirinya, menyusul pemanggilannya ke Washington hari ini.
Beberapa nama bahkan sudah dipersiapkan untuk menggantikan dirinya. Namun semua ini belum menemui kepastian sebelum Presiden Obama sendiri yang melontarkan hal tersebu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar