Jumat, 09 Juli 2010

AGAR BEBAS BERBUAT MAKSIAT


Pada suatu ada seorang pemuda yang menemui Ibrahim bin Adham r.a. dan berkata, “Ya Aba Ishak! Saya ini suka melakukan dosa. Tolong dong, ada tips nggak biar saya bisa nggak maksiat lagi.”
Mendengar hal ini, Ibrahim bin Adham r.a. pun berkata, “Jika bisa memenuhi lima syarat berikut ini, kamu bebas untuk melakukan perbuatan maksiat.”
“Apa saja syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?” Lelaki itu tak sabar mendengar berita gembira itu.”
“Syarat pertama,” Ujar Aba Ishak, “jika kamu ingin bermaksiat pada Allah, jangan memakan rezeki-Nya.”
Lelaki itu bingung dan berkata, “Lha, terus saya mau makan apa? Kan semua ini adalah rezeki dari Allah.”
“Kalau begitu, apa pantas kamu makan rezeki-Nya sedang kamu melanggar perintah-Nya?”
“Oke deh, syarat keduanya apa?”
“Kalau kamu mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya.”
“Hah? Waduh. Terus aku mau tinggal di mana? Bumi dan seisinya ini kan milik Allah.”
“Ya Abdallah, mikir dong, apa kamu pantes makan rezki Allah dan tinggal di bumi-Nya sedangkan kamu bermaksiat pada Allah.”
“Ya... iya deh. Terus syarat ketiganya apaan?”
“Kalau kamu mau bermaksiat kepada Allah, tapi juga ingin memakan rezeki-Nya dan tinggal di tempat-Nya, bermaksiat-Nya di tempat yang nggak diliat oleh-Nya aja.”
“Ya Ibrahim. Ini nasehat macam apa? Mana mungkin saya ngumpet di tempat yang tidak dilihat oleh-Nya?”Allah itukan maha melihat lagi maha mengetahui".
“Nyerah deh. Syarat keempatnya apa?”
“Kalau malaikat maut datang menjemput kamu, bilangin ke dia, “nanti aja matinya. Saya masih mau tobat dan beramal sholeh dulu.””
“Ya Ibrahim, mana mungkin malaikat mau nurut omongan saya.”
“Lha, kalo kamu sadar bahwa kematian itu nggak bisa ditunda, terus jalan apa yang bisa membuat kamu keluar dari murka Allah?”
“Ya sudah, sekarang syarat kelimanya.”
”Nanti di akherat, kalau malaikat Zabaniyah datang untuk membawa kamu ke neraka, jangan ikut sama dia.”
“Ya Aba Ishak. Mana mungkin malaikat Zabaniyah menerima keberatan saya.”
“Kalau begitu, gimana lagi supaya kamu bisa selamat dari siksa Allah dan panasnya api neraka?”
Lelaki itu kemudian menangis. “Ya Ibrahim, cukup ... jangan kau teruskan lagi. Saya akan bertaubat nasuha kepada Allah.”
Lelaki itu menepati janji. Semenjak itu ia bertaubat dan menjalankan perintah Allah.

“Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nasuha, semoga Rabb kalian menghapuskan keburukan-keburukan kalian dan memasukkan kalian kedalam surga-surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai”.(At-Tahrim:
8)
Wallohu a’lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar